Kota tua terkenal sebagai tempat wisata dijakarta. kawasan ini adalah pusat batavia pada abad ke 18. Para pengelola sengaja membiarkan bangunan tampak kuno, oleh karena itu hingga saat ini kota tua masih banyak dikunjungi oleh para wisatawan yang kebanyakan ingin mengabadikan dengan berfoto.
Banyak yang tidak diketahui tentang ambruknya bangunan kota tua, salah satunya adalah gedung PT.Samudera Indonesia yang terjadi akibat gempa. ini adalah salah satu contoh bangunan cagar budaya yang tak terawat kembali pasca bencana gempa.
Dengan mencari tau kabar tersebut akhirnya saya melihat secara langsung dan mengabadikannya dengan kamera bersama teman kuliah. yang bertujuan untuk mengamati bangunan tersebut.
Nama Bangunan Baru :
Kantor PT. Samudera Indonesia
Nama Bangunan Lama :
Office Premises, Maintz & Co.
Alamat :
Jl. Kali Besar Barat No. 43
Kel. Pekojan Kec. Tambora
Jakarta Barat
(Jakarta 11110)
Pemilik :
PT. Samudera Indonesia
Keterangan Ringkas :
Dibangun sekitar tahun 1920, keberadaan bangunan ini membentuk lingkungan bersejarah di kawasan tersebut yang mempunyai daya tarik Pariwisata, khususnya nuansa Kota Tua. Bangunan ini masih asli dan dalam keadaan baik dan cukup terawat.
Arsitektur :
Bergaya campuran Art Deco dengan Amsterdam School
Keterangan Gaya Arsitektur :
Amsterdam school merupakan kelanjutan dari aliran Art Nouveau, lahir pada tahun 1912. Amsterdam School mengambil ide-ide arsitektur modern Eropa dan dipadukan dengan gaya Art Deco yang kemudian ditranfer ke Indonesia. hal ini menyebabkan gaya arsitektur kolonial di Indonesia mempunyai ciri khusus yang tidak sama dengan arsitektur yang ada di Belanda.
Ciri Bangunan :
Bentuk massif, plastis, simetris. memilki "galeri keliling" yang berfungsi sebagai tampias hujan dan sinar matahari, hal ini merupakan wujud dari penyesuaian iklim tropis di Indonesia.
terdapat bentukan - bentukan pengulangan pada bagian jendela dan kolom yang tampak jelas pada bagian depan bangunan, ada lima kali pengulangan bentuk yang menjadikannya sebuah bangunan.
Pengolahan detail - detail yang cermat pada setiap bangunan dengan bentuk simetris sebagai pegangan seperti tiga buah jendela yang berada diantara dua kolom.
Bentuk persegi panjang satu jendela yang berada diantara dua kolom besar merupakan memunculkan kembali prinsip simetris bangunan.
Arsitek : FRANS JOHAN LAURENS (F.J.L.) GHIJSELS (1882-1947)
Golongan : A
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta
www.fotografer.net
Buku Studi Gaya Desai pada Interior Pusat Kebudayaan Prancis (CCCL)
http://digilib.petra.ac.id/